Lakon Remaja
SYMPHONI
ANAK JALANAN
Karya IGN. Arya Sanjaya
Dramatic Personae
Atet = pengamen
Iwo = pengamen
Kemal = pengamen
Abdul = petugas
Nasir = petugas
Komandan
BABAK SATU
DI SEPOTONG TROTOAR SEBUAH JALAN DI SEBUAH KOTA, TIGA
REMAJA TANGGUNG, ATET, IWO DAN KEMAL SEDANG MENGAMEN. IWO SERING BERMIMPI, ATET
SANGAT ACUH DENGAN DIRINYA DAN KEMAL SENANTIASA MENEPUK-NEPUK PERUTNYA YANG
SELALU KELAPARAN. MEREKA SEDANG MENYANYIKAN SEBUAH LAGU BERIRAMA DANGDUT.
Lagu Pengamen
Mondar-mandir
di sela-sela mobil
nyanyi-nyanyi
sampai suaraku sember
hilir-mudik
di antara rumah makan
senyam-senyum
sampai bibirku dower
andai
saja kupunya rumah mobil juga
ku
tak akan sengsara
andai
saja kudapat hasil berjuta-juta
pasti
aku traktir semua
( kepada penonton )
mau, mau, mau ...
KEMAL
Dapat berapa kita
hari ini ?
ATET
Sebentar, aku
hitung dulu. ( Menghitung uang recehan, penghasilan mereka )
IWO
Eh, kawan-kawan,
tadi malam aku bermimpi kejatuhan durian !
ATET
Benjol dong
kepalamu. Eh, Wo, jangan mimpi- mimpi melulu deh !
IWO
Memangnya kenapa
kalo aku mimpi ketiban durian ?!
KEMAL
Kita jadi kebelet
pingin durian dong ! Ah, bego kamu !
IWO
Iya, mimpi dulu,
nanti benerannya !!
KEMAL
Dasar tukang mimpi
!
ATET
Sudah, sudah ! Eh,
Wo, Mal, lumayan juga penghasilan kita hari ini.
IWO
+ KEMAL
Berapa ?!
ATET
Tiga ribu dua
ratus rupiah.
KEMAL
Berarti kita bisa
makan sama-sama sebungkus nasi kuah sayur dong ...
TIBA-TIBA DUA ORANG PETUGAS DATANG DARI SEBUAH SISI
PANGGUNG, BERGEGAS SAMBIL MENIUP PELUITNYA. SETELAH KEJAR-KEJARAN, AKHIRNYA
ANAK-ANAK ITU TERPERANGKAP DI SALAH SATU POJOK.
ABDUL
Eh, eh, mau lari
kemana kalian, hah ?!
BERTIGA
Maaf pak, apa salah
kami ?!
NASIR
Sudah sering
dikasih tahu masih bandel juga, memangnya kalian mau jadi jagoan ya ?!
IWO
Ampun pak, kami
sungguh tidak mengerti.
ABDUL
Kalian
dilarang ngamen di sekitar tempat ini,
tahu !!
KEMAL
Maaf pak, kami
tidak tahu, pak !
NASIR
Dasar anak
brekele, kamu ...
ATET
Betul pak, kami
bener-bener tidak tahu. Baru pertama kali ini kita bertiga ngamen disini !
ABDUL
Baru pertama-baru
pertama, eh, kalian kira kita berdua buta apa ?! Sudah sering aku lihat kalian
pada genjrang-genjreng di sekitar sini ...
IWO
Barangkali bukan
kami, pak !
NASIR
Pokoknya aku tidak
mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang kami tangkap. Sekarang, ayo
ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat, cepat ...!!
BERTIGA
Tapi pak, bukan
kami, sungguh bukan kami ...
KETIGA ANAK ITU
DIGIRING OLEH PETUGAS, MEREKA SEMUA KELUAR.
BABAK DUA
KEESOKAN HARINYA DI KANTOR PETUGAS. IWO, KEMAL DAN ATET DUDUK DI BANGKU PANJANG,
DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR MENDAMPINGI MEREKA. ABDUL DUDUK DI BELAKANG MEJA,
SEMENTARA NASIR BERDIRI MONDAR-MANDIR DENGAN PENTUNGAN KARET DI TANGANNYA.
NASIR
Nah, hari ini
kalian bertiga akan dibebaskan. Tapi ingat, jangan sekali-sekali kulihat lagi
kalian ngamen di tempat itu lagi. Berisik tahu !! Bapak pejabat yang rumahnya
dekat situ empet matanya ngeliatin kamu-kamu semua... ngerti, nggak ?!
Bertiga Ngerti bang, eh, pak !
TIBA-TIBA TELEPON BERDERING, ABDUL MENGANGKATNYA.
TERDENGAR SUARA KOMANDAN MEMANGGILNYA MENGHADAP KEMEJANYA.
KOMANDAN
Dul, harap segera
datang keruangan saya !
ABDUL
Siap, komandan. (
pergi ke meja komandan, yang ada di ruangan itu juga, di atas level yang agak
ditinggikan )
ABDUL
Siap, komandan !
KOMANDAN
Duduklah.
ABDUL
Terima kasih, ‘dan
!
Komandan Begini
Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini anakku yang nomor dua akan berulang
tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan di rumah, karena dia ingin
mengundang beberapa temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta
seorang pemusik, organ tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi
dia telpon, katanya nggak bisa tampil karena bapaknya meninggal. Nah, aku jadi
bingung mencari gantinya ?! Kira-kira kamu punya kenalan yang bisa nyanyi nggak
?!
ABDUL
Kenalan ? Rasanya
nggak ada komandan.
KOMANDAN
Atau, tolong cari
tahu deh !
ABDUL
Baik komandan. (
Hendak berbalik, tiba-tiba ingat sesuatu ) Maaf komandan, bagaimana kalau
pengamen yang kami tangkap tadi malam saja kita suruh tampil di rumah komandan
?!
KOMANDAN
Pengamen ?!
ABDUL
Iya, komandan !
KOMANDAN
Kamu menangkapnya
di mana ?
ABDUL
Di depan rumah
boss, komandan.
KOMANDAN
Oh, begitu. Ehm,
boleh juga. Tapi apa mereka bisa
bernyanyi dengan baik ?! Jangan-jangan mereka hanya bisa nyanyi
sepotong-sepotong saja, kan
di jalan mereka nggak pernah nyanyi utuh ?!
ABDUL
Oh ya, ya ?! Tapi
bagaimana kalau kita test saja mereka, komandan ?!
KOMANDAN
Maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita suruh
mereka menyanyikan sebuah lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan
anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah komandan.
Komandan Wah,
bagus juga ide kamu. Tidak sia-sia ku manggil kamu kemari. Dimana mereka ?
ABDUL
Di ruangan
sebelah, komandan. Sedang diberi pengarahan oleh Nasir.
Komandan Kalau
begitu mari kita temui mereka. ( mereka berdua pergi ke ruang sebelah ).
NASIR
Siap, selamat pagi
komandan !
KOMANDAN
Pagi, semua
baik-baik saja Sir ?
NASIR
Baik, komandan.
KOMANDAN
Terima kasih.
Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang
tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi
sebelumnya aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu.
NASIR
Siap, komandan
! ( terus mendekati
para pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul beruntung, kalian
bertiga mendapat kesempatan yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil dalam
acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
ATET
Kami diminta
tampil, wah kesempatan bagus nih ...
IWO
Ya, betul !
NASIR
Tapi, tentu saja
kalau kalian lulus test. Sekarang kalian diminta untuk bernyanyi di hadapan
komandan. Ayo, nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang penting enak
didengar dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas kalau macam-macam !!
KEMAL
Baik, pak. Ayo
kita nyanyikan sebuah lagu kawan.
IWO
Iya, tapi lagu apa
?
KEMAL
Lagu Judul-judulan
aja ?!
IWO
Jangan, itu saru
...
ATET
Bagaimana kalau
lagu plesetannya kang Harry itu ?
IWO
Jangan, itu masuk
kategori lagu protes, kan
nggak boleh katanya.
KEMAL
Kalau begitu, lagu
( menyebutkan sebuah judul lagu yang akan di tampilkan ) saja !
IWO
Ya, ya, lagu itu
aja, tapi kamu hafal nggak ?!
KEMAL
Hafal dong ...
ATET
Oke, kalau begitu
!! Pak, kami siap pak !
NASIR ( setelah mohon persetujuan komandan )
Baik, mulailah.
MEREKA BERTIGA MULAI MENYANYIKAN SEBUAH LAGU ( YANG
JUDULNYA SUDAH DISEBUTKAN DIATAS ) YANG SESUAI DENGAN SITUASI SERTA KONDISI DI
TEMPAT PEMENTASAN.
SELESAI NYANYIAN, KOMANDAN, ABDUL DAN NASIR BERTEPUK
TANGAN.
KOMANDAN
Bagus, bagus !!
ABDUL
Dahsyat, man !!
NASIR
Asyiikkkk !!!
KOMANDAN
Nah, sekarang bersiap-siaplah kalian. Biar kostumnya nanti
diatur oleh Abdul dan Nasir. Ayo kita berangkat ( mereka keluar )
BABAK TIGA
ESOK HARINYA, DI KANTOR DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR
NGOBROL TENTANG PESTA ANAK KOMANDAN MEREKA TADI MALAM.
ABDUL
Meriah banget
pestanya si Ria
tadi malam ya, Sir !!
NASIR
Ya, makanannya
enak-enak dan melimpah, teman-temannya si Ria juga cantik-cantik dan
seksi-seksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak-anak itu juga nyanyinya nggak
malu-maluin, kompak dan apik deh.
ABDUL
Ya, walau
peralatan mereka sederhana, tapi penampilan mereka tetap memikat. Sampai semua
yang hadir terpikat dan terkagum-kagum dibuatnya.
NASIR
Eh, kira-kira
komandan datang nggak hari ini ?!
ABDUL
Aku jamin, nggak
bakalan. Paling-paling dia sedang molor
kecapaian ! ( Tiba-tiba masuk sang
komandan )
KOMANDAN
Siapa yang kamu
bilang molor, Dul ?!
ABDUL
Eh, itu komandan,
ehm .. anak-anak itu ...tentu mereka kecapaian.
KOMANDAN
Oh ya, tapi dimana
mereka, ya ?!
NASIR
Kurang tahu,
komandan.
KOMANDAN
Dimana kira-kira
aku bisa menemukan mereka ?!
ABDUL
Apa mereka sudah
nyolong sesuatu dari rumah komandan ?!
NASIR
Betul komandan,
apa mereka sudah berlaku kurang senonoh di pesta tadi malam ?!
KOMANDAN
Tidak, tidak.
Kalian salah sangka. Tadi malam aku tidak melihat mereka pulang. Jadinya belum
sempat mengucapkan terima kasih.
ABDUL
Oh, saya kira
mereka tak tahu diri dan berbuat kacau.
NASIR
Ya, saya juga
mengira mereka telah mempermalukan komandan di depan para undangan komandan.
KOMANDAN
Oh, tidak-tidak.
Malahan tamu-tamuku banyak yang memuji mereka. Banyak diantaranya yang
menanyakan dimana aku menemukan mereka. Dan sekarang aku mau minta tolong pada
kalian berdua untuk menemui mereka.
ABDUL
Mereka disuruh
tampil lagi, komandan ?!
Komandan Tidak,
aku hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasihku pada mereka. Karena mereka
telah tampil dengan baik dan dapat menghibur tamu-tamuku. Tolong sampaikan ini
kepada mereka. ( Menyerahkan
amplop ). Nah, aku pulang dulu, karena ada urusan yang harus kubereskan dulu,
berkaitan dengan pesta tadi malam.
ABDUL + NASIR
Baik, komandan !
KOMANDAN
Tolong sampaikan
kepada mereka sekarang juga !
ABDUL + NASIR
Siap, komandan !!
( Komandan keluar )
ABDUL
Sir, ayo kita
berangkat ..
NASIR
Ayo !!! ( mereka
berdua keluar )
BABAK EMPAT
SEPOTONG TROTOAR DI SEBUAH JALAN, DI SEBUAH KOTA. ABDUL DAN NASIR
BERJALAN MENCARI ATET, IWO
DAN KEMAL. TERLIHAT KERINGAT MULAI MENITIK DI DAHI MEREKA, KARENA MENTARI MULAI
MENINGGI. SAMBIL BERJALAN MEREKA MENDENDANGKAN POTONGAN LAGU.
ABDUL
Mengamen jangan mengamen
kalau tak pada tempatnya
mengamen boleh saja
asal dibagi dua ...
NASIR
Huusss ...
bertugas harus bertugas
tak boleh karena terpaksa
bertugas tentu saja
suka atau tak suka ...
ABDUL
Sir, kearah mana
kita harus mencari mereka, ya ?!
NASIR
Kesana !!
ABDUL
Kenapa kesana ?
NASIR
Karena disana ada
warungnya si Mawar, si janda bahenol ...
ABDUL
Dasar buaya kamu,
ayo ... ( mereka berjalan sebentar ) Wah, lumayan capek nih.
NASIR
Ya, kakiku juga
mulai pegel nih.
ABDUL
Tapi kemana
perginya anak-anak brekele itu, ya ?!
NASIR
He-eh, kalau
dicari menghilang bagai setan, nah kalau lagi nggak dicari, eh, malah ngibing
di depan mata. Dasar apa tuh ..., kata kamu ?!
ABDUL
Brekele ...
NASIR
Ya, brekele ...
ABDUL
Tapi
ngomong-ngomong, apa ya isi amplop itu ?!
NASIR
Maksud kamu ?
ABDUL
Iya, amplop yang
diberikan komandan untuk anak-anak itu.
NASIR
Huss, ini amanat
tahu !!
ABDUL
Eeeh, aku kan cuma pengen tahu
isinya doang.
NASIR
Iya, ya. Apa ya,
kira-kira isinya ?
ABDUL
Makanya, buruan
buka, biar kita tidak penasaran.
NASIR
Tapi dosanya kita
bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan
ah ! ( Nasir mengeluarkan dan membuka amplop ).
NASIR
Duit, isinya duit
Dul !!
ABDUL
Berapa banyak ? (
Nasir menghitung )
NASIR
Dua ratus ribu !!
ABDUL
Dua ratus ribu ?!
Wah banyak juga, ya !
NASIR
Iya, banyak ...
ABDUL
Bagaimana kalau
kita meminjamnya sedikit untuk sarapan ?
NASIR
Meminjam bagaimana
maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita kan tidak mencuri atau
merampoknya, kita hanya meminjamnya. Ya, hitung-hitung ongkos pengantaran.
Nanti kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu, ngomong-ngomong
perutku sudah keroncongan, nih !!
NASIR
Boleh juga ide
kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan
! ( Nasir mengambil satu lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul, kemudian
dengan malu-malu dia mengambil 50 ribuan satu lagi untuk dirinya)
KEMUDIAN, MASUK ATET DAN KEMAL SAMBIL BERDENDANG.
KEDUA PETUGAS ITU BURU-BURU MENYELIPKAN UANG KUTIPAN SERTA AMPLOP ITU KEDALAM
KANTUNG BAJU MEREKA.
NASIR
Itu mereka, hai ..
kamu !! ( mendengar teriakan itu, atet dan Kemal lari, terus dikejar oleh kedua
petugas. Mereka lari keliling panggung )
ABDUL
Tunggu, tunggu
dulu !! Kami datang bukan mau menangkap kalian ...
ATET
Terus, mau ngapain
dong ?!
NASIR
Mau ngasihin uang
!!
KEMAL
Ngasih uang buat
apa ? ( mereka berhenti berkejaran )
ABDUL
Kamu aja yang
ngejelasin, Sir.
NASIR
Bapak komandan
ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya. Karena berkat penampilan
kalian yang bagus, tamu-tamunya menjadi terhibur. ( Nasir menyerahkan amplop
terus keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak percaya
dengan kenyataan yang mereka hadapi )
KEMAL
Duit ?! Wah,
berapa banyak isinya, ya ?!
ATET
( Mengeluarkan isi amplop )
Seratus ribu ...
KEMAL
Banyak amat ! Eh,
Tet bagaimana kalau kita pinjam sedikit buat sarapan, perutku lapar nih !!
ATET
Tapi ini amanat
buat kita bertiga. Bagaimana kalau kita tunggu Kemal dulu, sebentar lagi pasti
dia datang. Nanti kita sarapannya sama-sama, bagaimana ?! ( Iwo masuk ) Tuh, Iwo sudah datang.
IWO
Maaf friends, aku
kebelet tadi. Tapi sekarang sih sudah lega, kita berangkat ?!
ATET
Wo, tadi petugas
yang menangkap kita kemarin datang kemari. Komandannya menitipkan duit buat
kita ...
IWO
Duit, berapa
banyak ?!
KEMAL
Seratus ribu.
ATET
Nah, ini uangnya.
( menyerahkan amplop ).
IWO
Baik juga hati
komandan itu, ya ?!
ATET + KEMAL
Ya !!
IWO
Nah, sekarang mari
kita pergi kerumah makan Padang
yang di belokan jalan itu. Kita pesan nasi kapau dengan ayam bakar bumbu balado
yang lezat itu, setuju ...
ATET + KEMAL
Let’s go ... (
mereka berjalan berputar-putar sambil bernyanyi )
Lagu Symphoni Anak
Jalanan
Kucoba-coba
menapis madu
madu
kutapis sengat kudapat
kucoba-coba
menulis lagu
lagu
kutulis uang kudapat
Jamane-jamane
jaman edan
asyik
jadi anak jalanan
walaupun
susah mencari makan
namun
tak pernah menjadi beban
Sungguh
enak anak-anak jalanan
anak
jalanan banyak kawannya
walau
disaku uang tak ada
tetap
berdendang tertawa-tawa
SELESAI
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking